Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang memiliki arti semangat dan kesadaran cinta terhadap tanah air, memelihara kehormatan bangsa, memiliki kebanggaan sebagai penduduk bangsa, serta memiliki rasa solidaritas terhadap sesama bangsa dan negara.
Secara etimologi, kata “nasionalisme” berasal dari kata Latin “natio” yang berarti kelahiran, dan kemudian berkembang menjadi kata “nation” dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Belanda yang berarti bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme diartikan sebagai paham untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Ciri-Ciri Nasionalisme
- Menempatkan kepentingan individu dan kelompok di bawah kepentingan bangsa. Seorang nasionalis sejati akan selalu mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi atau kelompok.
- Berkomitmen untuk bekerja demi kemakmuran bangsa. Usaha dan kerja keras dilakukan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kemajuan negara.
- Tujuan bersosial politik yang berfokus pada kesejahteraan bangsa. Segala kebijakan dan aktivitas sosial politik diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat.
- Selalu memperkuat kemakmuran bangsa. Pembangunan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan menjadi salah satu prioritas utama.
- Taat dan patuh terhadap kebijakan dan hukum negara. Kepatuhan terhadap hukum mencerminkan rasa hormat terhadap negara dan keinginan untuk menjaga ketertiban umum.
- Merawat dan menjaga keutuhan bangsa. Solidaritas antar warga negara harus selalu dipupuk untuk menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
- Mempertahankan keunggulan dan kemakmuran bangsa. Bangga terhadap pencapaian bangsa sendiri dan terus berusaha untuk mempertahankannya.
Tujuan Nasionalisme
- Cinta Tanah Air: Membangun rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air adalah fondasi utama dari nasionalisme. Rasa cinta ini tercermin dalam segala tindakan yang dilakukan untuk menjaga dan memajukan negara.
- Rela Berkorban: Bersedia berkorban demi kepentingan negara dan bangsa. Korban ini dapat berupa tenaga, waktu, bahkan nyawa demi menjaga integritas dan kedaulatan negara.
- Menempatkan Kepentingan Bangsa: Prioritaskan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Kebijakan dan tindakan yang diambil harus selalu mempertimbangkan manfaat bagi seluruh rakyat.
- Memajukan Persatuan dan Kesatuan: Mendorong persatuan dan kesatuan dalam keragaman bangsa. Saling menghormati dan bekerja sama antar berbagai suku, agama, dan budaya adalah kunci dari keberhasilan nasionalisme.
- Kebanggaan Kebangsaan: Membangun rasa kebanggaan menjadi bagian dari suatu bangsa dan menjaga ketertiban dunia. Dengan rasa bangga ini, setiap individu akan lebih termotivasi untuk berkontribusi positif bagi negara.
- Bhinneka Tunggal Ika: Mendorong persatuan Indonesia dengan tetap menghormati keragaman budaya dan agama. Prinsip ini memastikan bahwa setiap perbedaan dijaga dan dihargai sebagai kekuatan.
Penerapan Nasionalisme
- Memilih produk-produk dalam negeri dan mendukung industri lokal. Dengan memilih produk lokal, kita turut mendukung perekonomian negara.
- Menjaga nama baik keluarga dan bangsa. Setiap tindakan yang dilakukan harus selalu mencerminkan kehormatan keluarga dan bangsa.
- Menghormati lagu kebangsaan dan bendera negara. Lagu kebangsaan dan bendera adalah simbol-simbol negara yang harus dihormati sebagai wujud rasa cinta tanah air.
- Merawat dan melestarikan warisan sejarah. Warisan sejarah adalah identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.
- Mendukung kebenaran dan keadilan. Sebagai warga negara yang baik, kita harus selalu mendukung nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
- Bangga akan budaya nasional. Budaya nasional adalah cerminan jati diri bangsa yang harus dijaga dan dibanggakan.
- Menghormati orang tua dan pendahulu. Orang tua dan pendahulu adalah generasi yang telah berjuang untuk kemajuan negara, maka mereka layak mendapatkan penghormatan.
Dengan menerapkan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu membangun Indonesia yang lebih kuat dan bersatu. Semangat cinta tanah air dan bangsa harus menjadi pijakan utama untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Contoh Sikap Nasionalisme
- Mencintai alam dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Kebersihan lingkungan adalah bagian dari cinta tanah air yang harus selalu dijaga.
- Menciptakan kerukunan antar lingkungan, suku, dan agama. Kerukunan adalah kunci dari persatuan bangsa.
- Taat terhadap hukum negara. Kepatuhan terhadap hukum mencerminkan rasa hormat terhadap negara.
- Selalu melestarikan budaya dengan bangga. Melestarikan budaya lokal adalah bentuk penghargaan terhadap identitas bangsa.
- Berusaha mempertahankan produk dalam negeri. Dengan menggunakan produk dalam negeri, kita turut mendukung ekonomi nasional.
- Membanggakan negara di kancah dunia. Setiap prestasi yang diraih di kancah internasional adalah bentuk kebanggaan terhadap negara.

Beberapa Bentuk dari Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan, dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
- Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil): Sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”; “perwakilan politik”. Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia “Mengenai Kontrak Sosial”).
- Nasionalisme etnis: Sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk “rakyat”).
- Nasionalisme romantik: Juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas adalah lanjutan dari nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi (“organik”) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya “Grimm Bersaudara” yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
- Nasionalisme budaya: Sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok.
- Nasionalisme kenegaraan: Variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah ‘national state’ adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri.
- Nasionalisme agama: Sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu. Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut.
Dengan memahami dan menerapkan berbagai bentuk nasionalisme ini, kita dapat membantu membangun masyarakat yang lebih kuat, bersatu, dan sejahtera. Nasionalisme bukan hanya sekadar paham, tetapi juga tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.