Salah satu jenis materi yang diujikan dalam Tes Karakteristik Pribadi (TKP) Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS adalah Profesionalisme. Setidaknya terdapat tiga syarat profesional yang harus dimiliki oleh seseorang profesional. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga hal pokok tersebut:

  1. Skill Hal pertama yang dibutuhkan untuk menjadi profesional adalah keterampilan. Seseorang disebut sebagai profesional apabila ia terbukti sebagai orang yang ahli di bidangnya. Tidak memandang bidang apapun, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Kemampuan seorang profesional bisa dilihat dari keahliannya yang di atas rata-rata dari orang lain. Selain itu, kemauan bekerja keras dan pantang menyerah dalam memecahkan masalah serta selalu berinovasi merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh seorang profesional.
  2. Pengetahuan Hal pokok selanjutnya yang harus ada pada seorang profesional adalah pengetahuan atau knowledge. Artinya, seseorang harus benar-benar menguasai atau setidaknya memiliki wawasan atas ilmu yang berhubungan dengan bidangnya. Biasanya, seorang profesional akan selalu menambah ilmu dan tidak mudah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya saat ini.
  3. Attitude Sisi lain yang tidak kalah penting untuk seorang profesional adalah sikap. Artinya, seseorang tersebut tidak sebatas pintar, namun juga mempunyai etika baik untuk diterapkan di bidang masing-masing. Mampu bekerja baik mandiri maupun bekerja secara kelompok, yang berarti dapat mengimbangi rekan kerja yang lainnya. Melakukan sesuatu yang tidak semata-mata dilakukan karena uang, tetapi lebih mengutamakan manfaat untuk bersama.

Berikut ini adalah contoh soal dan pembahasan mengenai profesionalisme yang dapat dijadikan bahan belajar menjelang SKD CPNS.


Soal Nomor 1

Di antara pernyataan berikut ini yang paling menggambarkan diri saya adalah…

  1. Saya tidak yakin dengan kemampuan saya dan membiarkan waktu yang menentukan apakah saya bisa atau tidak menjadi PNS yang profesional.
  2. Saya yakin dan mampu menjadi PNS yang baik.
  3. Saya merasa tidak yakin dengan pilihan saya ke depannya.
  4. Saya bisa belajar dan meningkatkan diri untuk menjadi pegawai yang profesional.
  5. Saya ingin menjadi pegawai yang apa adanya.

Jawaban: D-B-A-E-C

Pembahasan:

Dalam konteks profesionalisme, sikap belajar dan meningkatkan diri untuk menjadi pegawai yang profesional adalah yang paling utama. Hal ini menunjukkan komitmen untuk terus berkembang dan tidak berpuas diri. Keyakinan dan kemampuan untuk menjadi PNS yang baik juga penting, karena menunjukkan rasa percaya diri dan kompetensi.

Ketidakpastian dan keraguan terhadap pilihan masa depan menunjukkan kurangnya keyakinan, yang sebaiknya dihindari dalam sikap profesional. Ingin menjadi pegawai yang apa adanya menunjukkan kurangnya ambisi untuk berkembang, sementara tidak yakin dengan kemampuan dan membiarkan waktu yang menentukan menunjukkan sikap pasif yang tidak sesuai dengan profesionalisme.


Soal Nomor 2

Anda sedang mengikuti sebuah diklat di kantor Anda, kemudian Anda mendapatkan kabar bahwa anak Anda mengalami kecelakaan. Maka sikap Anda…

  1. Membolos dan langsung pergi ke rumah sakit untuk mengetahui kabar anak Anda.
  2. Meminta izin untuk melihat anak Anda dan jika kondisi memungkinkan, akan kembali secepatnya.
  3. Tetap mengikuti diklat sampai selesai kemudian Anda akan langsung ke rumah sakit untuk melihat kondisi anak Anda.
  4. Meminta izin untuk tidak ikut diklat.
  5. Meminta agar diberi diklat susulan.

Jawaban: B-C-D-E-A

Pembahasan:

Dalam situasi darurat seperti ini, sebaiknya memastikan kondisi anak terlebih dahulu dengan meminta izin. Jika kondisinya memungkinkan, kembali ke diklat adalah sikap yang menunjukkan profesionalisme dan tanggung jawab. Tetap mengikuti diklat sampai selesai menunjukkan komitmen terhadap tugas, tetapi dalam situasi darurat, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga juga penting.

Meminta izin untuk tidak ikut diklat adalah langkah yang bisa dipertimbangkan jika kondisi anak memerlukan perhatian penuh. Meminta diklat susulan adalah alternatif jika memang tidak bisa meninggalkan anak dalam kondisi tersebut. Membolos tanpa izin adalah tindakan yang tidak profesional.


Soal Nomor 3

Setiap jam istirahat kerja setelah makan siang selalu Anda sempatkan untuk beribadah sholat dzuhur di mushola kantor. Ketika Anda hendak kembali ke ruangan Anda, sandal yang Anda pakai tidak ada. Ternyata teman Anda meminjam sandal tersebut tanpa izin terlebih dahulu kepada Anda. Maka sikap Anda…

  1. Menunggunya kembali.
  2. Memakai sandal siapapun yang ada di situ.
  3. Menghubunginya dan memintanya segera kembali.
  4. Kembali ke ruangan tanpa memakai sandal.
  5. Memarahinya karena meminjam barang tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Jawaban: C-D-A-B-E

Pembahasan:

Menghubungi rekan untuk segera kembali adalah langkah yang paling bijak, karena dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan efisien. Kembali ke ruangan tanpa memakai sandal juga merupakan tindakan yang bisa dilakukan jika situasinya mendesak. Menunggu sandal kembali adalah langkah yang pasif dan kurang efisien.

Memakai sandal orang lain tanpa izin bukanlah tindakan yang profesional, karena bisa menimbulkan masalah lain. Memarahi rekan kerja tanpa terlebih dahulu mencari solusi menunjukkan sikap yang kurang profesional dan tidak menghargai rekan kerja.


Soal Nomor 4

Ketika Anda hendak berangkat ke kantor, Anda melewati jalan raya dan melihat banyak orang membuang sampah di dekat tempat pembuangan sampah yang berserakan di pinggir jalan, mengganggu pandangan dan jalannya kendaraan. Apakah yang akan Anda lakukan melihat keadaan tersebut…

  1. Segera merapikan sampah tersebut tanpa pikir panjang, demi kepentingan pengguna jalan lain dan masyarakat banyak.
  2. Melewati dan membiarkan sampah tersebut karena bukan tanggung jawab Anda.
  3. Memberitahukan orang yang ada di sekitar jalan untuk memungut sampah tersebut dan membuangnya pada tempat sampah yang telah disediakan.
  4. Memviralkan ke media sosial dengan cara memvideokan dan memfoto agar semua orang paham kondisi di sekitar tempat pembuangan sampah.
  5. Menelepon pihak berwenang yang bertanggung jawab dengan sampah tersebut.

Jawaban: C-E-D-A-B

Pembahasan:

Memberitahukan orang di sekitar untuk memungut sampah dan membuangnya pada tempatnya adalah tindakan yang proaktif dan menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Menelepon pihak berwenang juga merupakan langkah yang tepat, karena mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan.

Memviralkan ke media sosial bisa memberikan kesadaran, tetapi sebaiknya dilakukan setelah tindakan nyata diambil. Merapikan sampah sendiri bisa menjadi pilihan, tetapi tidak efisien jika Anda sudah rapi dan berangkat ke kantor. Melewati dan membiarkan sampah adalah sikap yang tidak peduli dan tidak profesional.


Soal Nomor 5

Setiap pegawai sebenarnya mampu untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal. Hal ini berarti…

  1. Bekerja giat akan meningkatkan prestasi kerja saya secara keseluruhan.
  2. Kritik dan pendapat orang lain tentang prestasi kerja saya sebenarnya tidak terlalu diperlukan.
  3. Membandingkan prestasi kerja saya dengan orang lain adalah hal yang kurang tepat.
  4. Tidak menunda pekerjaan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan prestasi kerja saya.
  5. Prestasi kerja sangat berarti bagi saya karena menunjukkan prestasi yang saya miliki kepada orang lain.

Jawaban: A-D-E-B-C

Pembahasan:

Bekerja giat adalah kunci untuk meningkatkan prestasi kerja secara keseluruhan. Tidak menunda pekerjaan juga sangat penting untuk menjaga produktivitas dan efisiensi. Prestasi kerja menunjukkan hasil usaha dan kompetensi, sehingga sangat berarti bagi pengembangan karir.

Kritik dan pendapat orang lain bisa memberikan perspektif yang berbeda dan membantu dalam perbaikan diri, sehingga tidak boleh diabaikan. Membandingkan prestasi kerja dengan orang lain bisa menjadi tidak tepat, karena setiap orang memiliki keunikan dan cara kerja yang berbeda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *